FAKTA GRUP – Gelandang AC Milan, Tijjani Reijnders, mengungkapkan rasa bangganya terhadap keputusan adiknya, Eliano Reijnders, yang memilih untuk memperkuat tim nasional Indonesia. Eliano resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 30 September lalu dan telah menjalani debut internasionalnya saat melawan Bahrain dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 10 Oktober.
“Ini adalah sesuatu yang unik! Adik saya, Eliano, bermain untuk Indonesia membuat saya sangat bangga. Kami tumbuh besar bermain sepak bola bersama, jadi melihatnya sekarang mewakili Indonesia adalah hal yang luar biasa,” ujar Tijjani, seperti yang dikutip dari laman resmi FIFA, Rabu.
Tijjani dan Eliano, yang memiliki darah Indonesia dari ibu mereka, memilih jalan berbeda dalam karier sepak bola internasional. Saat ini, Tijjani menjadi salah satu pemain kunci di lini tengah timnas Belanda, sementara Eliano memulai perjalanan karier internasionalnya bersama skuad Garuda.
Meski membela negara yang berbeda, pemain berusia 26 tahun itu menegaskan dukungannya terhadap sang adik. “Kami mungkin berada di jalur yang berbeda di kancah internasional, tetapi memiliki kesempatan untuk berbagi ikatan ini melalui sepak bola adalah sesuatu yang sangat istimewa. Saya mendukung penuh Eliano, dan menjadi bagian dari cerita ini sungguh mengesankan,” tambah Tijjani, yang sebelumnya bermain untuk AZ Alkmaar.
Eliano Reijnders, yang bisa bermain sebagai bek sayap kanan atau winger, saat ini memperkuat PEC Zwolle, klub Liga Belanda yang juga menjadi tempat awal karier sepak bola Tijjani. Keduanya tumbuh di lingkungan yang sangat akrab dengan sepak bola berkat pengaruh besar dari ayah mereka, Martin Reijnders, mantan pemain PEC Zwolle.
“Ayah saya berperan besar dalam perjalanan karier sepak bola saya. Sebagai mantan pemain profesional, dia tahu apa yang diperlukan untuk sukses di dunia sepak bola,” ungkap Tijjani, yang namanya diambil dari legenda sepak bola Nigeria, Tijani Babangida.
Keluarga Reijnders, dengan latar belakang sepak bola yang kental, kini membanggakan dua putra mereka yang berkiprah di level internasional, mewakili dua negara berbeda, namun tetap saling mendukung satu sama lain.